Ridha menerima ketetapan-Nya , Akan membuat segala hal disekeliling kita menjadi indah dan menyenangkan
Karyono kecewa betul dengan keadaannya. Dua belas tahun ia bekerja di salah satu kelurahan, di wilayah Tanggeran Banten,tapi hingga kini ia belum mendapatkan status yang jelas. Pegawai Honorer tidak,apalagi pegawai tetap. Bahkan sekedar kabar akan mendapatkan SK pun tidak.
Kali ini Kekecewaan karyono menjadi keputusasaan. Entah setan apa yang masuk kedalam pikirannya, siang itu ia menerima tawaran Bang Joni, mafia tanah dari kampung sebrang, Bang Joni Menawarkan kepadanya untuk membereskan 1 satu buah sertifikat palsu. Untuk keperluan bisnis katanya. Ia ditawari iming iming uang RP 20 juta kalau pekerjaan ini beres. Sebagai uang muka amplop berisi uang 1 Juta diberikan kepadanya, Sebagai Tanda Jadi.
Dalam keputusasaannya ini, ia terima tawaran bang joni tanpa banyak pikir panjang. Karyono lupa meski tanpa status tapi Pak Lurah termasuk Lurah sebelumnya cukup perhatian sama dia.
ia juga lupa walaupun penghasilan sebagai pegawai tidak jelas di kelurahan dan tidak menentu. tapi mertuanya cukup berada, istrinya cantik, anak sehat, dan ia dibuatkan warung kelontong sebagai tambahan penghasilan dari mertuanya. Hanya sekedar sebab status kepegawainyanya yang tidak jelas ia melupakan limpahan nikmat Allah yang lain.
Mestinya, Kalu bentuk kekecewaanya itu ia luapkan dengan terus menerus menambah sumber daya manusia dan kemapuan yang dimilikinya, maka bisa dipastikan ia mengalami peningkatan kualitas hidup. Tapi karyono terlanjur fokus dengan kekurangannya ini , ia tidak mau melihat kelebihan yang sudah di anugerahi Tuhan dari sisi kehidupan yang lain.
Singkat Cerita, Persekongkolannya dengan bang joni berujung kepada kepahitan, Bang Joni Kebetulan ditangkap, Terseret juga Karyono, Ia ditangkap Alih alih dapat objekan kelas kakap kini ia malah medekan di tahanan. Mapolres Tanggerang, dipersamakan dengan penjahat kelas kakap. Para penyidik tidak mau tahu,bahwa ia cuma kebagian tugas kecil dan itu pun baru diterima , tanpa siapa tahu bang Joni sebenarnya. Bahkan uang yang ia makan baru Rp 1 Juta, Mereka Tahunya karyono terlibat kejahatan pidana dan perdata dengan bang joni, Itu saja Titik.
Perkembangan statusnya terngantung hasil penyidikan lebih lanjut tapi yang jelas, nasib karyono sudah menggantung di kaki langit.
HHhhhhhh Nasib ,,,, Nasibbbb...
Jangan sampai permasalahan kehidupan membuat kita mempertanyakan keadilan Allah. Apalagi membuat kita kemudian buta. Tidak sanggup melihat keindahan di sisi kehidupan yang lain.
Biasa orang kalau sudah terusudut barulah menghargai nikmat Allah yang sebelumnya tidak terlihat. Dan bisa pula orang kalau jatuh barulah bisa melihat bahwa sesungguhnya Allah itu begitu baik kepadanya. Begitu juga Karyono. Kini ia tahu, bahwa selama ini ia hanya mengeluh dan mengeluh tanpa melakukan sesuatu upaya perbaikan yang berarti. Ia juga sadar selama ini hanya manusia yang tidak pandai berterima kasih kepada ALLAH berupa mertua yang perhatian istri yang cantik, anak yang sehat dan warung yang menghasilkan.
Sebab dipenjara juga. Karyono menjadi tahu bahwa tidak selamanya uang akan membawa kepadan kesenangan dan ketenangan. Utamanya bila dicari lewat cara cara yang tidak disukai tuhan. Kesenangan dan ketenangan ternyata harganya relatif murah, ia hanya bisa dibeli dengan sikap Nerima yaitu menerima pemberian Tuhan apa Adanya dan Mensyukurinya.
Ah, Nasi sudah menjadi bubur . Tapi tidak ada penyesalan yang tidak berguna, selama penyesalan baru tidak bermanfaat manakala ada penyesalan itu menjadi penyesalan omong kosong. Penyesalan yang tidak membawa perubahan apapun setelahnya. Penyesalan juga menjadi tidak berguna , ketika menyesal tapi nyawa sudah berpisah dari badan.
Ihklas Menerima keputusan-Nya, akan membuat segala kekurangan takkan menyesakkan dada.
Allah berfirman dalam surah At-Taubah :59 yang artinya
"Dan Kalau mereka sungguh-sungguh Ridha dengan apa yang diberikan oleh Allah dan Rasulnya kepada mereka, dan berkata cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya, dan demikian pula Rasul Nya, Sesunguhnya kami adalah orang orang yang berharap kepada Allah, ( Tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka) " (At Taubah : 59)
Wahai Zat yang telah menciptakan kami, selama ini Engkau melihat kami hanya menjadi manusia pengeluh yang lupa akan keindahan nikmat-Mu. Wahai Zat yang telah menciptakan kami, selama ini pula mata hati kami tertutup melihat kasih dan sayangMu hanya lantaran kehidupan kami yang merasa selalu dirasa kurang. Hidupkanlah kami dengan hati yang merasa cukup dengan pemberian Mu , dan hidupkannlah kami dengan hati yang lapang ketika menerima ujian, atau bahkan Azab sekalipun.
Wahai Zat yang begitu bijaksana, kami yakin tidak ada rencana-MU yang berakhir dengan keburukan, tidak ada juga kehendakmu yang bersifat membisanakan. Perbuatan dan langkah sesat kamilah yang memaksa Engkau mewujudkan kehidupan yang buruk bagi kami.
Dan boleh jadi juga engkau kecewa lantaran maksiat dan dosa kami membuat Engkau menjadi terhalang untuk mengulurkan kasih dan sayangmu Yang maha sempurna.Duh Gusti Allah Kami mohon kebaikan dan Ampunannmu.
Uang Tidak Selalu Mendatangkan Ketenangan
Rabu, 23 April 2014
- Diposting oleh abdul
- di 21.01
-
- Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar